Once
upon a time, there lived two brothers near a big forest. The elder
brother was greedy while the younger brother was honest. They lived on
cutting wood.
One day, the younger brother
went to cut wood at the side of a river. His axe fell into the river
carelessly. He was too poor to buy a new axe, so he cried. A fairy came
and asked him why he cried. The man told the truth. The fairy jumped
into the river and came up with a gold axe. But the man said it was not
his.
Then the fairy jumped into the river again and came up with a silver axe. The man said it was still not his.
The third time the fairy jumped into the river and came with an iron axe. The man said that it was him. The fairy praised him.
After the younger brother went back to
his home, he told his brother the thing. The elder brother was very
angry, and he scolded the younger brother for his foolishness.
So the elder brother also went to cut
wood at the side of the river. He threw his axe into the river and
pretend to cry. The fairy came and asked him why he cried. The man told
her his axe had fallen into the river.
The fairy jumped into the river and
came up with a gold axe. The man said it was him. The fairy became angry
and threw the gold axe into the river. The elder brother dived into the
water to get it, but the river was deep and he couldn’t swim. He was
drowned.
Pada zaman dahulu kala, ada dua orang
bersaudara yang tinggal di dekat hutan besar. Sang kakak mempunyai sifat
rakus, sedangkan adiknya mempunyai sifat jujur. Mereka mencari nafkah
dengan menebang kayu.
Suatu hari, ketika sang adik menebang
kayu di tepi sungai, tak sengaja kapaknya terjatuh ke sungai. Karena ia
terlalu miskin untuk membeli kapak baru, maka ia pun menangis. Seorang
peri menghampiri dan bertanya mengapa ia menangis. Ia pun mengatakan
kejadian yang sebenarnya.
Peri itu terjun ke dalam sungai dan
muncul dengan membawa sebuah kapak dari emas, tapi lelaki itu berkata
bahwa kapak itu bukan miliknya.
Lalu peri itu terjun ke sungai lagi
dan kali ini membawa sebuah kapak dari perak, tetapi lagi-lagi lelaki
itu berkata kapak itu juga bukan miliknya.
Ketiga kalinya peri itu terjun ke
sungai dan muncul dengan membawa kapak besi. Kali ini lelaki itu berkata
kapak itu adalah miliknya. Peri pun memuji kejujurannya.
Setelah kembali pulang, ia
menceritakan kejadian tadi pada kakaknya. Sang kakak sangat marah dan
menghardik adiknya karena kebodohannya itu.
Lalu sang kakak juga pergi menebang
kayu di tepi sungai. Ia melempar kapaknya ke dalam sungai dan
berpura-pura menangis. Peri datang dan bertanya mengapa ia menangis.
Lelaki itu menceritakan kapaknya jatuh ke sungai.
No comments:
Post a Comment